1. Sejarah berdirinya
Partai Sosialis
Indonesia (PSI) adalah adalah sebuah partai politik di Indonesia pada jaman
setelah kemerdekaan Indonesia. Partai yang berhaluan kiri
dan menekankan pada paham ajaran Sosialisme. Partai Sosialis ini merupakan
penggabungan atau fusi dua partai politik yang menganut paham Marxis beraliran
Sosialisme, yaitu Partai Sosialis yang di ketuai oleh Amir Sjarifuddin dan
Partai Rakyat Sosialis (PARAS) yang didirikan oleh Sutan Sjahrir.
Partai Sosialis inilah
pada waktu itu sejak bulan November 1945 mengusai Kabinet Republik Indonesia
sampai dengan pertengahan tahun 1947-an. Dengan pembentukan Kabinet Sjahrir, I,
II dan III dan Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II pada masa pemerintahan
Presiden Soekarno-Hatta setelah kemerdekaan.
Partai Sosialis
awalnya disebut cukup dengan nama Partai Sosialis, partai inilah yang menjadi
kekuatan utama pada saat Revolusi Nasional Indoensia (Revolution the Nations
Indoensian) atau bisa di sebut juga sebagai masa perang kemerdekaan
Indonesia. Masa dimana banyak terjadi konflik bersenjata dan perjuangan
diplomasi antara Indonesia dan Belanda. Merupakan suatu konflik internal dalam
rangka pengakuan kedaulatan negara untuk menjadi bangsa yang merdeka, dari sisi
lain penjjah (Belanda) tidak begitu saja mau melepaskan negara jajahannya untuk
melepaskan diri dari cengkeramannya.
Kontak fisik sering
terjadi dimana-mana antara pihak Indoensia dan Belanda, hal ini terjadi saat
deklarasi kemerdekaan Indonesia ”Proklamasi” tanggal 17 Agustus 1945 dan
pengakuan Belanda baru pada tahun 1949.
peran para tokoh
sosialis inilah yang sangat besar dalam menjalin hubungan diplomatik dengan
dunia luar, guna untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain. Sehingga
keberadaan Indonesia diakui oleh dunia dan menjadi negara yang merdeka, bebas
dari penjajah dan berdaulat menjalankan pemerintahannya tanpa adanya gangguan.
Partai ini dibubarkan oleh Presiden Soekarno karena dianggap merintangi jalannya
revolusi yang dikumandangkan Soekarno yaitu ”NASAKOM” atau ”Nasionalis,
Agama, Komunis ” yang oleh Partai Sosialis Indonesia (PSI) sangat
ditentang. Dan salah satu dari anggotanya terlibat dalam Pemerintahan
Revolusioner Republik Indoensia (PRRI), maka Partai Sosialis Indonesia (PSI)
dibubarkan.
Sejak bulan Maret
1947, dikalangan Dewan Partai ”Partai Sosialis” terdapat perbedaan paham yang
prinsipil tentang sikap pendirian, pandangan (visi), serta corak dan cara
melanjutkan perjuangan buat menyelamatkan dan menyelesaikan revolusi nasional
saat itu.
Sekalipun dalam
keterangan azas Partai Sosialis yang dijelaskan pula dalam buku partai ”Apa
Partai Kita” ditegaskan sifat dan tingkat revolusi kita, akan tetapi dalam
prakteknya sikap pendirian dan langkah-langkah partai selama itu menjalani
politik partai yang sudah ditentukan. Sikap
pendirian dan langkah-langkah partai selama itu menjalani sikap Partai Sosialis
terhadap konflik luar dan dalam negeri yang diputuskan dalam konferensi Dewan
Partai Sosialis di Jogjakarta pada tanggal 25 -26 Februari 1946, dan di
perbaharui dalam resolusi Konferensi Dewan Partai ”Partai Sosialis” di Cirebon
pada tanggal 31 Juli sampai dengan 3 Agustus 1946, dan disahkan dalam kongres
Partai di Jogjakarta pada tanggal 6-9 September 1946.
Perbedaan paham yang prinsipil itu antara
lain :
a.
Pembubaran Kabinet Sjahrir
dan kelanjutan sikap partai
b.
Sikap dan cara pimpinan
partai di waktu perang, bahkan pimpinan organisatoris yang tegas sama sekali
tidak ada.
c.
Tentang siaran ”Penjelasan
Keadaan Politik” dari sayap kiri tanggal 22 Januri 1948, yang ditandai juga
oleh anggota-anggota Dewan Partai yang berakibat memecah persatuan dan kekutan
nasional.
d.
Tentang sikap pendirian
terhadap Presidentil Kabinet Hatta.
Oleh karena perbedaan
paham dan pandangan itu, Partai Sosialis tidak dapat menanggung sikap politik
yang berakibat merugikan negara dan membahayakan revolusi nasional. Berhubungan
dengan hal itu, Partai Sosialis pecah. Selanjutnya Sjahrir membentuk Partai
Sosialis Indonesia (tidak boleh disingkat). Yang disetujui oleh Dewan Partai,
yaitu : Sutan Sjahrir, Djohan Sjahroezah, Wijono, Soemartojo, Soebadio, L.M
Sitorus, Soepeno, Tedjasukmana, L. Tobing, Soedjono, Murad, Wangsawidjaja, Ici,
Soehadi, Nurullah, Soegondo Djojopuspito, Soenarno, Sukanda, Rusni dan Sastra.
2. Garis Politik
Pertumbuhan gerakan
serta cita-cita sosialis di Asia sangat rapat hubungan dengan perkembangan
pergerakan serta cita-cita kemerdekaan dan kerakyatan. Begitu pula Indonesia,
pada umumnya jika ditinjau dari sudut perkembangan masyarakat, maka masyarakat
Asia merupakan masyarakat pyang pada suatu ketika tertahan atau terlambat
kemajuan serta perkembangannya.
Sedangkan di dunia
barat masyarakat yang berdasar ekonomi tertutup atau ekonomi memenuhi keperluan
sendiri dengan tiada menggunakan uang, akhirnya menjadi masyarakat uang serta
kapitalis, tidaklah demikian pada umumnya di Asia. Di Tiongkok (RRC) beribu
tahun lamanya perkembangan masyarakat tertahan pada tingkatan feodal dan
akhirnya menjadi negara agraria yang bersifat negara pegawai dengan corak
feodal. Perdagangan yang maju juga menjadi pertukaran dengan uang tiada pernah
sebelum abad ke 20 melahirkan industri.
Di jepang masyarakat
feodal agraris berlanjut hingga akhir abad ke 19, sedangkan di eropa barat
perkembangan masyarakat yang berdasar ekonomi uang telah bermuda dari abad ke
15. di barat perkembangan perdagangan, perkapalan, mendahului pembentukan modal
uang yang kemudian menjadi pendorong revolusi industri dan revolusi kerakyatan
serta kebebasan pribadi orang seorang. Segala itu melahirkan tenaga pendorong
kemajuan masyarakat dan pada tingkatan ia berada sekarang.
Sosialisme di Eropa dan Asia
Gerakan serta cita-cita
sosialis di dunia barat lahir serta berkembangan sebagai lanjutan serta lawan dari
pada gerakan pembebasan pribadi serta individualisme. Ia adalah pula lawan
liberalisme yang menjadi jiwa pendorong kemajuan masyarakat uang atau
masyarakat kapitalis. Dilihat dari sudut perkembangan ekonomi, maka sosialisme
di barat adalah kelanjutan serta lawan kapitalisme, seperti dahulu kapitalisme
adalah lanjutan serta lawan feodalisme.
Wujud perubahan serta
perlawanan itu adalah upaya peralatan masyarakat dapat memenuhi keperluannya
untuk menyambung kehidupannya. Kapitalisme di dalam makna perlengkapan
kehidupan masyarakat merupakan kemajuan yang besar terhadap feodalisme. Begitu
pula pembebasan pribadi serta liberalisme terdapat perbudakan segala kehidupan
oleh feodalisme. Sosialisme di barat sekarang terutama menunjukan kritiknya
terhadap cacat-cacat kapitalisme, yaitu cacat liberalisme serta individualisme
yang tiada terbatas dan berimbang.
Lainnya duduknya
perkara dengan sosialisme di Asia. Masyarakat di Asia umumnya tidak mengalami
revolusi pribadi orang seorang atau perlawanan liberalisme terhadap feodalisme
seperti di dunia barat. Ia tidak pula melalui proses yang berabad-abad lamanya,
merupakan individualisme, liberalisme. Ia hingga ke abad ke 20 terutama
merupakan masyarakat yang terikat dan terkungkung. Pada umumnya masyarakat di
Asia belum pernah benar-benar membebaskan diri dari masyarakat feodal dan
agraris. Sedikitnya sebelum abad ke 20. ia tidak pula mengenal sejarah
masyarakat kapitalis seperti di eropa barat.
Di dunia barat
sosialisme pun mempunyai pusaka sejarah perjuangan untuk pembebasan pribadi
orang perorang. Ia turut mempunyai pusaka sejarah liberalisasi dan demokrasi.
Sdangkan di Asia pusaka sejarah adalah terutama feodalisme dan penjajahan.
Sebagian daripada masyarakat Asia tertahan kemajuannya oleh karena sebab-sebab
yang ada pad dirinya sendiri seperti di Tiongkok (RRC), Siam (Thailand), dan
sebagainya. Serta di beberapa negeri lainnya. Akan tetapi sebagian lain dari
kemajuan serta perkembangannya tertahan atau sedikitnya terpengaruh oleh
kekuasaan barat yang meluaskan lapang kehidupan nya ke benua kita.
Pengaruh Imperalisme Barat di Asia
Imperialsime barat
memproleh pengaruh yang besar atas perkembangan di India, Indoensia, dsb.
Daerah-daerah Asia ini akhirnya menjadi jajahan negeri-negeri kapitalis dari
negara industri barat ini. mereka menjadikan daerah yang meti menjamin bahan
mentah yang diperlukan oleh industri barat itu. sebagian dijadikan pula pasar
penjualan hasil industrinya itu.
Maka menjadi
kepentingan dunia barat itulah bahwa daerah-daerah Asia yang tertinggal ekmajuan
itu, tetap hanya penghasil bahan mentah dan tiada dapat menjadi pesaing
industrinya. Imperialisme barat bersekutu pula dengan feodalisme di Asia untuk
mengekalkan keadaan agraris dan keadaan primitif serta feodal di Asia.
Bersama-sama mereka menghambat kemajuan masyarakat. Dengan sistem monopoli
untuk dirinya serta aturan-aturan yang menguatkan kedudukannnya sendiri segala
kegiatan usaha bumi putera kejurusan perkapalan, perdagangan yang akan dapat
merupakan permulaan pembentukan modal untuk mendorong masyarakat maju kepada
kapitalisme dan industrialisasi, ditindasnya atau dicegahnya.
Akan tetapi
perhubungan yang menajdi antara Asia yang feodal serta agraris dengan dunia
barat yang kapitalis serta industrial itu tidak urung membawa pula akibat yang
tidak dikehendaki mereka. Ketika pertemuan terjadi antara barat yang kapitalis
serta industrial dengan Asia yang feodal serta agraris, meskipun feodal dan
agraris sudah kelebihan tenaga untuk penghidupan serta penghasilan di daldm
pertanian secara kuno. Jumlah pengangguran serta setengah pengangguran di dalam
pertanian yang memerlukan jalan lain untuk memenuhi keperluan kehidupannya
telah besar.
Oleh karena itu
sebenarnya desakan untuk memproleh sistem penghasilan yang baru jauh lebih
besar di akhir abad ke 20 serta di abad kita ini daripada di waktu hal itu
terasa di eropa barat. Asia sekarang lebih padat di beberapa tempat daripada
barat yang telah mencapai industrialisasi. Tiadalah mengherankan jikalau
pertemuan serta hubungan dengan dunia barat yang telah maju itu membawa
akibat-akibat seperti pertemuan dua zat kimia.
Pertumbuhan Kapitalisme Jepang
Di Jepang proses ini
merupakan masyarakat feodal dan agraris dengan cepat menjadi masyarakat
indutrial dan kapitalis setingkat dengan dunia barat yang telah melalui
beberapa abad lamanya perkembangan kapitalisme. Pada waktu itu proses perubahan
dunia feodal di jepang menjadi dunia industrial dan kapitalis berlaku dengan
manusia feodal yang belum pernah mengalami perjuangan pembebasan pribadi di
dalam makna seprti terdapat di sejarah eropa barat.
Disitu bukan kaum para
dunia feodal yang menjadi kaum kapitalis serta borjuis melainkan kaum feodal
sendirilah yang menjelma enjadi kaum kapitalis. Oleh karena itu kaum kapitalis
di Jepang tidak pernah berjiwa liberal individualis ataupun demokratis,
melainkan selalu feodal atao otokratis di dalam pandangan hidupnya. Loncatan
sejarah yang berlaku di Jepang adalah loncatan dari masyarakat feodal agraris
kepada masyarakat industrial kapitalis di dukung oleh jiwa dan pandangan
feodal. Maka terdapatlah permulaan pandangan dan jiwa fasisme serta permulaan
daripada pengertian negara totaliter. Kapitalisme Jepang tidak mempunyai
sejarah revolusioner, yaitu tidak mengenal perjaungan kemerdekaan terhadap
feodalisme. Kapitalisme ini tidak pula mempunyai pusaka sejarah perjuangan
kemerdekaan pribadi orang seorang. Kapitalisme ini langsung memperoleh
kekuasaan dan tahu apa arti kekuasaan oleh karena ia lahir dari golongan yang
selalu memonopoli kekuasaan, adalah golongan feodal. Kapitalisme Asia seperti
di Jepang itu sejak lahirnnya berpandangan dan berjiwa reaksioner, meskipun
objektif mendorong kemajuan peralatan penghasilan masyarakat.
Akan tetapi meskipun
masyarakat feodal agraris di Jepang di dalam waktu yang singkat berubah menajdi
masyarakat industrial kapitalis dengan perantaraan kaum feodal rupa-rupa akibat
malah syarat-syarat kapitalisme tidak urung terdapat pula disitu. Tidak saja
kaum buruh industrial dan kaum buruh upah umumnya disitu menjadi golongan yang
besar dan timbul cita-cita pergerakan kaum buruh, akan tetapi kaum pedagang
kaum pertengahan bersama dengan kaum terpelajar menajdi golongan besar.
Di kalangan ini lahir
pula cita-cita liberalisme dan demokrasi. Maka seolah-olah berlaku suatu proses
yangs ebaliknya daripada yang terdapat di dalam sejarah kapitalisme di eropa.
Seoalh-seolah labih dahulu berlaku perubahan sistem penghasilan dan baru
sesudah itu datang jiwa pada perubahan itu. maka timbulah kesadaran dan
keinginan akan kerakyatan serta penghargaan pribadi sebagai manusia.
Perkembangan peralihan dalam masyarakat
Jepang dan Tiongkok
Perkembangan yang
berlaku di Jepang ini selalu dianggap orang sebagai suatu keadaan yang luar
biasa di dalam sejarah modern. Akan tetapi soal yang di hadapinya mula-mulanya
sama seperti di seluruh Asia lainnya. Masalahnya adalah menyesuaikan diri pada
keperluan jaman. Jalan untuk menjamin kelangsungan kehidupan. Masalahnya adalah
mengubah masyarakat yang feodal dan agraris yang tidak lagi dapat menjamin
kehidupan orang yang bersangkutan, menjadi masyarakat yang lebih seperti dalam
perlengkapan kehidupannya. Mencapai masyarakat yang menggunakan ilmu
pengetahuan, tehnik, mesin, tenaga elektris, serta organisasi modern.
Masalahnya bukan saja bahwa secara feodal dan kuno itu tidak mungkin lagi
menjamin kehidupan orang akan tetapi juga bahwa Asia yang lebih dari seribu
juta penduduknya, akan tetap menjadi sasaran penghisapan negara-negara yang
industrial dan lebih maju, jika ia hanya masyarakat petani seperti sekarang.
Apa yang berlaku di Tiongkok (RRC) sekarang dapat dianggap pula sebagai
gambaran yang lain daripada dorongan masyarakat di Asia untuk mengubah
sendi-sendi lingkungan kehidupannya.
Jaman Kuo Ming Tang
dapatlah disamakan dengan jaman percobaan melakukan perubahan itu di bawah pimpinan
gabungan kaum militer feodal dengan kaum pertengahan. Di Tiongkok (RRC) ini
akhirnya ternayta bahwa cita-cita dan pimpinan golongan-golongan ini terlalu
lemah, meskipun di ikhtiarkan juga dengan jalan diktator. Maka loncatan sejarah
yang dilakukan di Jepang dengan pimpinan negara feodal seolah-olah di
ikhtiarkan di Tingkok (RRC) sekarang dengan pimpinan diktator komunis.
Tujuan pada itu ada
persamaannya, adalah mengusahakan perubahan cara-cara menghasilkan sehingga
dapat menghasilkan lebih untuk mencukupi untuk keperluan masyarakat.
Kedua-duanya menuju pada industrialisasi, mekanisasi, elektrifikasi,
rasionalisasi. Seperti di Jepang, di Tingkok (RRC) pun orang hendak mengusahakan perubahan
masyarakat feodal agraris yang tidak dapat mencukupi keperluan masyarakat lagi
menjadi masyarakat yang tingkatan teknik alat penghasilan lebih tinggi. Cara
yang dilakukan di Tingkok (RRC) itu
sebenarnya sesuai juga dengan tradisi feodal dan otokratis Tingkok (RRC) .
Jepang dahulu dan
Tingkok (RRC) sekarang merupakan dua
usaha di Asia untuk mengubah masyarakat yang agraris serta terbelakang menajdi
masyarakat yang mempunyai peralatan penghasilan yang lebih modern dengan
manusia yang masih hidup di dalam jiwa feodal. Oleh karena itu mereka hanya
tahu agaknya mengadakan usaha itu dengan dan dalam lingkungan negara otokratis
atau negara totaliter.
Sifat perkembangan penjajahan di Birma,
India dan Indonesia.
Disamping itu di India
dan di Indonesia, dimana sejarahnya yang akhir-akhir adalah sejarah penjajahan
telah berlaku suatu perkembangan yang agak berlebihan. Feodalisme di negeri ini
tidak saja di kalahkan dan di tundukkan oleh imperialisme barat, melainkan
kemudian dijadikan alatnya serta sekutunya. Di dalam perhubungan antara Asia
dan barat, antara masyarakat pertanian dan masyarakat kapitalis dan
industrialis yang menghalangi serta membatalkan kemungkinan timbulnya
kapitalsime bumi putera, berlaku pula pengaruh peradaban serta kebudayaan
barat. Dengan tidak dimaksudkan, malah bertentangan dengan kepentingan jiwa
kerakyatan, menentang penjajahan serta feodalisme.
Jikalau di dalam
pandangan feodalisme uang subjekti hanyalah tuan dan ndoro sedangkan kawulo itu
hanya alat penghasil, tidak semata-mata demikian lagi kemungkinan di
daerah-daerah ini. lambat laun terbentuk pula pengertian masnuia sebagai
manusia, serta manusia sebagai pribadi yang berharga. Maka terbentuk
penghargaan pada diri dan jiwa orang seorang. Berbeda daripada di Jepang atau
di Tingkok (RRC) umumnya, pada pokok pergerakan
rakyat di Indonesia bukanlah pula hanya pergerakan menentang penjajahan asing,
akan tetapi juga adalah pergerakan untuk menghapuskan feodalisme dan
sisa-sisa feodalisme yang telah
bersekutu dan di jadikan pembantu penjajahan asing.
Sebab itu di Indonesia
soal mengubah lingkungan kehidupan agraris menjadi masyarakat yang modern agak
lain rupanya daripada di Jepang dahulu atau di Tingkok (RRC) sekarang. Pada umumnya di negara kita lebih
besar kesadaran orang akan harga paham kerakyatan dan kemanusiaan daripada di
negeri-negeri dimana suasana kehidupan sebelum perubahan dasar-dasar ekonomi
masyarakat berlaku adalah orang menolak perbudakan dan feodalisme dan oleh
karena itu juga orang menentang otokrasi dan lingkungan totaliter.
Meskipun ebgitu juga
di Indonesia kita tidak mempunyai tradisi liberalisme. Kita tidak pula mengenal
perkembangan masyarakat industri dan kapitalis, seeprti di dunia barat. Soal
pokok yang kita hadapi sama dengan negeri-negeri Asia lainnya, akan tetapi
suasana kehidupan kita serta jiwa kita mempunyai sifat-sifat sendiri. Dengan
keadaan serta kenyataan begitu, rakyat Indonesia harus mewujudkan kemajuannya
mengikhiarkan perubahan lingkungan kehidupannua supaya dapat lebih cakap
menyelenggarakan kelanjutan kehidupannnya.
3. Dasar-dasar dan Pandangn Politik
Partai Sosialis
Indonesia memahamkan sosialisme yang diajarkan dengan pengertian seperti di
terangkan di atas. ia akan berikhtiar mengusahakan kemajuan serta perubahan
masyarakat. Ia hendak merubah tingkat dan hidup rendah serta pertanian di Indonesia
ini, menjadi masyarakat yang dapat mencarikan kehidupan rakyatnya yang berpuluh
juta jumlah jiwanya dengan menggunakan kekayaan ilmu serta tehnik yang tersedia
untuk kemanusiaan.
Untuk segala itu ia
menggunakan pula cara-cara mengupas serta menyusun pengertian yang di gunakan
oleh sosialisme modern terhadap dunia kapitalis. Ia menggunakan pengupasan
seperti di lakukan oleh Marx – Engels terhadap perkembangan serta susunan
masyarakat kapitalis. Sesuai dengan yang digambarkan di atas maka sosialisme yang
di maksudkan oleh Partai Sosialis Indonesia adalah mengandung dasar-dasar serta
pandangn sebagai berikut :
Keruntuhan feodalisme dan ketidak mampuan
kapitalisme
1.
Perubahan dan kemajuan
masyarakat serta kehidupan di Indonesia hanya dapat di usahakan dengan tuntutan
sosialime. Feodalisme di negeri kita ini sebagai sistem ekonomi telah runtuh
oleh ketidak mampuannya sendiri dan memang mesti di pandang sebagai telah
berlaku dan tidak dapat di hidupkan lagi. Sisa-sisanya
terdapat di alam pertanian serta di dalam jiwa serta pikiran sebagian orang.
Kapitalisme yang di jaman yang lampau berhasil memajukan melahirkan ilmu pengetahuan dan tehnik yang
tidak di tersangka mungkin sebelumnya,
menambah kesanggupan kemanusiaan menghasil dengan cara yang luar biasa telah mencapai
batas-batas kemungkinan serta kesanggupannya. Sekarang yang terasa terutama
tidak lagi gunanya untuk kemajuan melainkan bahaya yang di kandungnya bagi masa
depan kemanusiaan. Ia menyebabkan bahwa sebagian besar daripada kemanusiaan
bergantung kehidupannya pada beberapa orang dan golongan. Ia mengutamakan hak
milik orang seorang daripada hak manusia untuk hidup sebagai manusia. Ia menyebabkan
pertentangan golongan yang memiliki alat penghasilan dengan golongan yang
memiliki alat penghasilan dengan golongan yang bekerja dengan upah pada si
pemilik alat penghasilan. Sedangkan ia memajukan ilmu pengetahuan serta tehnik
peralatan penghasilan manusia. Ia akhirnya ternyata tidak juga sanggup untuk
memenuhi keperluan hidup yang utama bagi orang banyak. Hal ini di sebabkan oleh
karena tujuan penghasilan ekonomi kapitalis bukanlah memenuhi keperluan otang
banyak, melainkan untung yang sebesar-besarnya. Tujuan yang kemudian ini
ternyata selalu bertentangan dengan keperluan umum. Sedangkan dengan sekarang
sebenarnya dapat di pergunakan sepenuhnya untuk kebahagiaan kemanusiaan,
kapitalisme ternyata pula selalu besar-besaran. Ia memperbesar serta
mempertajam perbedaan antara yang punya dengan yang tidak punya, antara yang
miskin dan yang kaya. Ia bertanggung jawab atas terjadinya imperialisme modern
serta penjajahan, atas terjadinya peperangan-peperangan di dunia. Ia di
kemudian hari ini di Asia selalu membantu kekuatan-kekuatan reaksi, ia
bertanggung jawab lahirnya shintoisme, fasisme dan nazisme.
2.
kalau di tempat kelahiran kaptalisme di dunia
barat, kapitalisme sekarang telah menghadapi jalan buntu, di bagian besar Asia,
dimana ia belum pernah memperolah kesempatan untuk berkembang seperti di dunia
barat, ia tidak lagi mungkin berkembang oleh karena tempat yang di perlukannya
untuk bertumbuh telah di duduuki oleh kapital dari barat. Ia di Asia (selain di
Jepang) akan tetap lemah dan kecil dan oleh karena itu tiada akan dapat
kesempatan mengulangi sejarah kapitalisme di eropa sebagai pendorong kemajuan
masyarakat serta kekuatan menambah peralatan penghasilannya. Ia tidak mungkin
menjadi tenaga progresif untuk kemajuan masyarakat di Asia.
Perkembangan menuju Sosialisme
1.
Meskipun sosialisme di dunia
barat mulanya hanya meruapakan gerakan kaum buruh, sekarang golongan-golongan
yang lain di dalam masyarakat, yang kehilangan kepercayaannya pada masyarakat
kapitalis, yaitu kaum tukang, kaum pengusaha kecil, kaum kebudayaan, kaum
pertengahan kecil, kaum tani, lebih dari lebih mempertaruhkan nasibnya pada
perubahan dan perbaikan yang dapat di harapkan dari sosialisme. Sosialisme
adalah pula jawaban untuk semua orang yang tiada menyetujui penghisapan manusia
oleh sesama manusia, serta jawab untuk semua orang yang menghendaki bahwa
pergaulan kemanusiaan di dasarkan atas persatuan kerja sama serta keadilan
sosial.
2.
Di Asia, terutama di
Indonesia, dimana kemiskinan merata dan golongan yang mampu hanya merupakan
golongan yang sangat kecil, cita-cita sosialisme bukanlah pula merupakan
cita-cita suatu golongan semata-mata, melainkan ia adalah harapan seluruh
rakyat dan masyarakat yang menghendaki perbaikan nasib serta derajat
kemanusiaan yang lebih tinggi.
3.
Sosialisme menghendaki
kemanusiaan kebebasan orang banyak dalam kehidupannya dari kekuasaan golongan
yang kecil, yang menguasai alat-alat penghasilan. Ia menghendaki bahwa
kekuasaan atas alat-alat pengahsilan ada di dalam tangan rakyat umumnya serta
mendirikan masyarakat pada mana tiap manusia bekerja bersama sebagai orang
derajat sedangkan tiada pula tindasan dan paksaan.
4.
Sosialisme di Asia, terutama
di negeri kita menghadapi tugas menambah alat-alat penghasilan dengan usaha
bersama. Hal ini di Asia lebih utama daripada memindahkan kekuasaan milik atas
alat penghasilan yang ada, dari tangan orang seorang atau golongan kecil pada kekuasaan
umum. Sosialisme di Asia menghadapi soal kekurangan alat penghasilan.
5.
Sosialisme sekarang tidak
lagi hanya cita-cita yang di propagandakan. Ia telah menjadi suatu kekuasaan.
Di beberapa negara dasar-dasar masyarakat sosialis telah di dirikan. Disitu
kapitalisme menjadi laju dan pergaulan memperoleh tenaga baru untuk maju.
Sosialisme telah mulai diwujudkan dengan berhasil.
6.
Juga dimana kaum sosialis
tidak berkuasa, tampak bahwa terdapat keadaan yang merupakan keadaan peralihan.
Kapitalisme liberal di ganti dengan ekonomi bercampur
pada mana ada percampuran negara serta ada pula milik kolektif. Disitu di
pandang perlu pula planning. Kepastian hidup gerakan sekerja yang merdeka,
kerakyatan di dalam perusahaan segala itu lebih meluas dimana-mana
Sosialisme dan Kerakyatan.
1.
Sosialisme yang kita maksud
adalah sosialisme yang berdasarkan kerakyatan, yaitu sosialisme yang menjunjung
tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung persamaan derajat
tiap manusia orang seorang. Penghargaan pada pribadi orang seorang di nyatakan
pada penghargaan serta perlakuan pribadi orang seorang di dalam pikiran, serta
di dalam pelaksanaan yang demikian ini sebenarnya menjadi inti dari segala
pencipta sosialisme yang besar-besar, seperti Marx – Engels dsb. Sosialisme
semestinya tiadalah lain daripada penyempurnaan dari segala cita-cita
kerakyatan yaitu kemerdekaan serta kedewasaan kemanusiaan yang sebenarnya. Pada
mana seharusnya tiap manusia sungguh merdeka untuk mengembangkan kehidupannya
serta segala kesanggupan yang ada pada dirinya masing-masing. Sosialisme
mestilah berhasil menciptakan keadaan pada mana hal-hal jasmani tidak lagi
menjadi halangan untuk kemajuan serta perkembangan segala kesanggupan tiap
manusia kepada kebajikan dan keindahan.
Sosialisme bertentangan dengan
Kominformisme.
1.
Maka oleh karena itu mungkin
tampaknya sebutan kerakyatan setelah perkataan sosialisme seolah-olah ulangan
penegrtian saja. Akan tetapi hal ini di anggap perlu oleh karena perkataan
sosialisme kerap kali di gunakan orang di dalam makna yang lain. Kaum Hitler
menamakan dirinya sosialisme nasional. Tiada suatu aliran yang lebih
bertentangan dengan sosialisme yang kita maksudkan daripada ajaran serta
gerakan Hitler itu. Ia musuh sosialisme kita benar-benar. Akan tetapi kita bukan
saja membedakan diri dari sosialisme ala Hitler itu, kita juga membedakan dari
dari sosialisme seperti yang di ajarkan oleh Moskow atau Kominform. Tidak saja
kominform ini berbeda dengan kita ole karena lain penghargaannya terhadap
pribadi orang seorang yang di pandangnya hanya sebagai suatu bagian abstrak
dariapada paham golongan, kelas atau kolektipilet. Atau
memandangnya, hanya sebagai tenaga kerja, faktor penghasilan semata-mata. Melainkan
ia berbeda dengan kita dalam jiwanya, mentalitasnya. Ia tidak hanya dalam
teori, akan tetapi juga dalam praktek memungkiri adanya persatuan serta
persamaan kemanusiaan. Ia mengenal solidaritas kelas dalam teori akan tetapi
dalam praktek hanya mengikhtiarkan disiplin partai. Dalam praktek ia memandang
dan memperlakukan semua orang yang tidak tunduk pada disiplin serta ajaran
partainya sebagai musuh yang boleh diperlakukannya dengan tidak mengindahkan
kesusilaan. Terhadap pada kenyataan kominformisme dalam praktek ini sebenarnya
segala teori revolusionernya, yang pun dapat di kupas dan di tentang itu,
merupakan hal sekunder. Semangat dan jiwa kominformisme ini bertentangan sama
sekali dengan sosialisme yang berdasar kerakyatan seeprti kita maksud.
2.
Sosialisme dan komunisme
seperti di maksudkan oleh kaum kominform, tiada pula dapat di lihat dan di
pahamkan terlepas dari keadaan dan kedudukan negara Soviet Rusia. Pangkal serta
akhirnya dari segala pandangan serta keyakinan mereka adalah membenarkan
mempertahankan serta membela benteng mereka yaitu USSR. Segala gerak-gerik mereka,
ajaran-ajarannya tiada dapat di pisahkan dari kenyataan yang di atas. oleh
karena itu maka mereka di dalam tiap negeri di luar Soviet Rusia pada pokoknya
hanya merupakan barisan pelopor, peninjau atai penyelidik negara Soviet Rusia,
yang di dalam pandangannya adalah pokok dan benteng sosialisme seperti mereka
pahamkan. Mereka hanya merupakan serdadu politik daripada tentara bagian
politik Soviet Rusia adalah Kominform. Mereka hanya menjalankan tugas yang
diberikan padanya oleh komando tentaranya itu.
3.
Di Soviet Rusia dan di
negera-negara yang di kuasai oleh parta-partai kominform terdapat diktator
partai kominform yang di lakukan dengan cara-cara teror polisi rahasia dsb.
Negara paksaan ini merasakan dirinya pula di dalam suasana penghasilan dimaan
kaum kerja tidak merdeka memilih kerjanya sendiri.
Sosialime suatu gerakan Internasional
1.
Sosialisme seprti kita
maksudkan menjadi cita-cita sebagian besar daripada kemanusiaan. Di dalam makna
itu ia adaah suatu gerakan internasional. Ada pula yang menjadi sosialis di
dorong oleh rasa kemanusiaan, ada pula yang menjadi sosialis di dorong oleh
rasa ketuhanannya, sedangkan bagian yang terbesar mendasarkannya atas kebenaran
pengupasan serta teori-teori Marx – Engels. Yang di tuju oleh semuanya adalah
keadilan sosial, kesejahteraan serta jaminan kehidupan, kemerdekaan pribadi
serta perdamaian dunia.
2.
Sosialisme menghendaki upaya
segala usaha dijalankan dengan perhitungan dan rancangan, akan tetapi di
sebelah itu di junjung paham kemerdekaan pribadi. Berlainan daripada menurut
sistem totaliter fasis atau kominformis ia yakin bahwa sosialisme hanya akan
dapat dilaksanakan jikalau rakyat seluruhnya sungguh-sungguh serta secara aktif
turut mengusahakannya. Di negara totaliter yang dikehendaki daripada rakyatnya
hanyalah bahwa ia menurut perintah. Sosialisme adalah kerakyatan di dalam
bentuk yang paling sempurna.
Pengertian Sosialisme Kerakyatan
1.
Sosialisem menjunjung tinggi
kerakyatan, akan tetapi kerakyatan yang sesungguhnya hanya bdapat diwujudkan
dengan dan di dalam sosialisme
2.
Kerakyatan adalah
pemerintahan rakyat yang dilaksanakan oleh rakyat sendiri untuk rakyat. Ia
mesti mengandung hak-hak kemanusiaan yang sebagai berikut :
-
Hak tiap orang untuk
mempunyai kehidupan pribadi sendiri dengan tiada di ganggu oleh negara.
-
Persamaan tiap orang warga
negara untuk hukum, apa juga turunannya, sukunya, laki atau perempuan, apa juga
agamanya atau warna kulitnya.
-
Perwakilan rakyat dengan
jalan pemilihan merdeka, yang sama dan rahasia.
-
Pemerintah yang dilakukan
oleh mayoritas akan tetapi dengan menjunjung hak-hak minoritas.
-
Pembuatan Undang-undang yang
dikuasai oleh perwakilan rakyat.
-
Pengadilan yang tidak di
pengaruhi oleh pemerintah.
3.
Kaum sosialis memperjuangkan
upaya universal declaration of rights of man, yang telah di terima di sidang
umum PBB berlaku di semua negara di dunia.
4.
Kerakyatan harus
dipertahankan terhadap serangan diktator serta totaliterisme. Akan tetapi ia
tidak dapat di beli dengan jalan-jalan reaksioner. Kaum kapitalis dengan
politiknya yang konservatif ataupun reaksioner tidak sanggup mempertahankan
demokrasi terhadap reaksi dan totaliterisme jika tidak dengan bantuan aktif
daripada kaum kerja dan rakyat jelata umumnya.
5.
Kerakyatan memberikan hak
untuk berdirinya lebih dari suatu partai politik di dalam sauatu negara. begitu
pula ia menjamin hak oposisi. Akan tetapi kerakyatan berhak pula malah
berkewajiban membela diri terhadap mereka yang menggunakan hak-hak kerakyatan
untuk menghancurkan kerakyatan itu sendiri dan mendirikan diktator.
6.
Kaum sosialis menyatakan rasa
solidernya dengan sekalian rakyatnya yang menderita penindasan atau penghisapan
oleh feodalisme, penjajahan atau diktator totaliter, serta membantu usaha
rakyat itu memperoleh kemerdekaannya.
Tujuan-tujuan Ekonomi dari
Sosialisme
1.
Tujuan ekonomi sosialis adalah
jaminan kehidupan tiap penduduk mengusahakan supaya tiada pengangguran
bertambahnya produksi, serta upaya pembagian pendapatan serta harta lebih
merata.
2.
Untuk mencapai tujuan itu
produksi harus direncanakan sesuai dengan kepentingan rakyat seluruhnya. Hal
ini bertentangan dengan berpusatnya kekuasaan ekonomi di dalam tangan satu dua
orang. Ia harus di lakukan dengan pengawasan secara kerakyatan. Sosialisme
bertentangan benar dengan kapitalisme yang bersifat monopoli serta bertentangan
dengan tiap planning yang bersifat totaliter.
3.
Merancang secara sosialis
bukanlah semata-mata berarti nasionalisasi atau sosialisasi. Ia berarti
menyusun seluruh penghasilan untuk mencapa tujuan yang disebabkan di atas. ada
alat penghasilan yang bersifat milik umum yaitu milik negara atau badan hukum
lainnya, ada milik koperatif dan ada milik orang seorang atau privat.
Penyusunan tiga maacam penghasilan itulah yang menjadi tugas planning sosialis.
4.
Di Indonesia tugas yang utama
daripada planning secara sosialis adalah meninggikan tingkat produksi,
menguntungkan cara-cara produksi yang tiada pada tempatnya lagi sebab kuno
serta tidak rasionil dan efesien. Memajukan tehnik produksi dalam segala
lapangan penghasilan, menggunakan berbagai sumber kekayaan alam yang masih
belum di kerjakan di Indonesia dengan cara yang rasionil.
5.
Susunan-susunan rakyat yang
tidak resmi tiadalah boleh menjadi perkakas pemerintah semata-mata. Mereka
mesti diberikan hak untuk turut memikirkan dan bermusyawarah tentang siasat
ekonomi umumnya.
6.
Merencanakan secara sosialis
tiada berarti bahwa segala keputusan ekonomi berada di dalam tangan pemerintah.
Kekuasaan ekonomi sedapat mungkin, dimana tidak bertentangan dengan
tujuan-tujuan planning, di desentralisir.
7.
Kapitalisme yang liberal
memberikan kemerdekaan untuk mengeksplotir, akan tetapi membatasi kemerdekaan rakyat
banyak oleh karena kemiskinan dan pengangguran. Sosialisme yang berdasarkan
kerakyatan menuju pada kemerdekaan pribadi atas kesenangan sendiri memilih
kerja, latihan dan pendidikan.
8.
Merancang secara sosialis
mengehndaki supaya seluruh rakyat turut bergiat di lapang penghasilan atas kesanggupannya
sendiri serta dengan inisiatif sendiri, sehingga dapat menghindarkan
berkembangnya birokrasi resmi atau tidak resmi. Turut serta kaum kerja, buruh
dan konsumen di dalam mengendalikan produksi harus di ikhtiarkan dengan tiada
mengurangi efesiensi produksi. Hanya jikalau terjamin pengawasan umum secara
kerakyatan nasionalisasi dapat dinamakan sosialisasi.
9.
tujuan kapitaslisme yang
terutama adalah keuntungan untuk diri sendiri, sedangkan tujuan sosialisme
adalah memenuhi keperluan-keperluan kemanusiaan yang utama.
10. Sosialisme tiada hanya menjamin hak-hak politik akan tetapi juga hak-hak
dasar ekonomi dan sosial, antara mana :
-
Hak untuk bekerja
-
Hak untuk beristirahat
-
Hak memperoleh perawatan
kesehatan jika sakit, hamil
-
Hak jaminan hidup untuk warga
negara yang tidak mampu bekerja oleh karena tinggi umurnya, pengangguran atau
sakit.
-
Hak keluarga untuk memperoleh
bantuan supaya tidak merosot kehidupannya jikalau mendapat anak
-
Hak anak-anak dan pemuda
untuk memperoleh penyelenggaraan serta latihan dan pendidikan menurut
kecakapannya.
-
Hak akan perumahan yang
layak.
Sosialisme pembina peradaban baru
1.
Sosialisme tak hanya berarti
masyarakat yang baru denfan dasar ekonomis yang baru. Ia juga merupakan suatu
kebudayaan serta kehidupan yang baru. Kemajuan ekonomis dan sosial hanya
berharga jika ia menambah kebahagiaan kemanusian. Sosialisme mesti juga dapat
memenuhi keperluan kejiwaan. Sosialisme menentang kapitalisme liberal dan di
negeri kita ini, feodalisme, oleh karena bertentangan dengan kesusilaan
kemanusiaan. Ia menentang totaliterisme oleh karena totaliterisme merendahkan
derajat kemanusiaan. Sosialisme hendaknya membebaskan kemanusiaan dari segala
ketakutannya serta ketidakpastiannya yang disebabkan oleh segala sistem ekonomi
yang berdasarkan eksploitasi. Sosialisme hendak menjamin bagian bagi tiap orang
di dalam dan pada pusaka kebudayaan serta kemajuan rohani kemanusiaan.
2.
Pergerakan sosialisme sejak
mulai lahirnya adalah bersemangat internasional. Sosialisme hendak membebaskan
kemanusiaan seluruhnya dari segala kesengsaraan dan ketidak pastian dengan
tidak membedakan turunan, agama serta jenis bangsa (ras), serta pula dari
segala jasmani serta rohani, ekonomi, dan politik.
Sosialisme dan Perdamaian Dunia
1.
Sosialisme adalah
internasional oleh karena ia selalu mengakui bahwa tiada bangsa dapat
menyelesaikan soal-soal ekonomi dan sosialnya di jaman kita sepenuhnya
sendiri-sendiri dan terasing dari dunia lainnya. Penyelesaian soal kehidupan
ekonomi dan sosial yang sebenarnya hanya lagi sekarang dapat dicapai dalam
lingkungan internasional.
2.
Sosialisme menuju pada kerja
sama serta persatuan dunia pada mana bangsa-bangsa masing-masing dengan
sifatnya masing-masing merupakan corak kehidupan kemanusiaan. PBB adalah suatu
langkah kejurusan penyusunan kehidupan bersama serta persatuan di dunia.
3.
Dunia baru itu hanya dapat
berkembang jikalau di dsarkan atas kerja sama atas kesenangan sendiri antara
bangsa-bangsa yang diakui hak kemerdekaannya. Sosialisme oleh karena itu
menghendaki susunan internasional yang berdasar hukum dan menjamin pelaksanaan
yang sungguh daripada dasar-dasar Charter United Nations serta Universal Declaration of Human
Rights.
4.
Sosialisme menentang segala
penjajahan serta segala bentuk imperialisme yang lainnya. Ia menentang segala
penindasan dan penghisapan tiap bangsa dan rakyat.
5.
Sosialisme mengakui sebagai
tugasnya yang penting penjamin perdamaian dunia. perdamaian dunia hanya dapat
terjamin dengan lenyapnya imperialisme dan dengan sistem Collective Security
serta kekuasaan hukum internasional.
6.
Yang menghancurkan
perdamaian bukan saja imperialisme, akan
tetapi juga segala macam aliran totaliterisme yang tiada menghargai hak
kemerdekaan bangsa atau pribadi orang seorang.
7.
Sosialisme menuju dunia yang
aman, makmur, merdeka dan damai.
8.
Sosialisme menuju persatuan
kemanusian.
4. Peraturan Dasar
Azas Tujuan
Pasal 1
Partai Sosialis
Indonesia berdasarkan faham sosialisme yang disandarkan pada ajaran ilmu
pengetahuan Marx-Engels menuju masyarakat sosialis berdasarkan kerakyatan.
Tempat dan Kedudukan
Pasal 2
Partai Sosialis
Indonesia berkedudukan di tempat kedudukan Sekretariat Dewan Partai
Organisasi
Pasal 3
I.
Susunan :
Partai tersusun dari
kesatuan-kesatuan yang terkecil sampai yang terbesar:
1.
Ranting
2.
Cabang
3.
Daerah
II.
Pimpinan Partai :
1.
Semua badan pimpinan dibentuk
atas dasar pilihan.
2.
Pimpinan dalam partai terdiri
dari
a.
Kongres
b.
Dewan Partai
c.
Dewan Cabang
d.
Pengusus Ranting
3.
Diantara dua kongres pimpinan
partai ada pada Dewan partai pleno
Pembagian, kewajiban dan hak Dewan Partai
Pasal 4
I.
Dewan Partai terdiri dari
1.
Politbiro
2.
Sekretaris
3.
Anggota-anggota Dewan Partai
yang tersiar
4.
Dewan Pengawas
II.
Politbiro
1.
Politbiro menetukan politik
dan taktik perjuangan partai diantara rapat-rapat Dewan Partai pleno
2.
Politbiro terdiri dari
anggota yang banyaknya 5 sampai 9 orang terhitung Pimpinan Umum, Dekretaris
Jenderal dan Sekretaris Bagian Organisasi. Politbiro diketuai oleh Pimpinan
Umum.
III.
Sekretaris
1.
Sekretaris terdiri dari :
a.
Bagian Umum
b.
Bagian Organisasi
c.
Bagian Pendidikan, Penerangan
dan Penerbitan
d.
Bagian Keuangan
e.
Bagian Luar Negeri
2.
Sekretaris memimpin pekerjaan
partai sehari-hari menurut dan atau menjalankan putusan-putusan kongres, Dewan
Partai dan Politbiro.
3.
Sekretariat dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jenderal, yang dapat dibandu oleh seorang Wakil Sekretaris
Jenderal.
IV.
Anggota-anggota Dewan Parta
yang tersiar
Anggota-anggota
Dewan Partai yang tersiar adalah yang tidak duduk di Politbiro, Sekretariat Dewan
Partai dan Dewan Pengawas, dan mendapat tugas yang ditentukan oleh Dewan partai
pleno, Politbiro atau Sekretariat.
V.
Dewan Pengawas
1.
Dewan Pengawas terdiri
sebanyak-banyaknya 7 orang
2.
Lapangan pekerjaan Dewan
Pengawas meliputi :
a.
Menjaga supaya partai tidak
menyimpang dari garis politiknya.
b.
Mengawasi penyelenggaran
putusan-putusan kongres, Dewan Partai dan Politbiro yang harus di jalankan oleh
Sekretarist, Daerah, Cabang dan atau anggota partai seluruhnya
3.
Dewan Pengawas berhak
menjatuhkan hukuman :
a.
Peringatan
b.
Skorsing pada tiap anggota
yang melanggar disiplin partai.
Perwakilan Partai Keluar
Pasal 5
1.
Pimpinan Umum, yang juga
mnejadi ketua Partai. Ketua Kongres dan Ketua Dewan
Partai, mewakili partai keluar.
2.
Jika Pimpinan Umum
berhalangan menjalankan kewajibannya atau berhalangan mewakili partai keluar,
ia di wakili oleh seorang anggota Politbiro.
Pemilihan Dewan Partai
Pemimpin Umum dan Sekretaris Jenderal
Pasal 6
1.
Anggota-anggota Dewan Partai
di pilih oleh kongres
2.
Pemimpin Umum dan Sekretaris
Jenderal di Pilih oleh Kongres.
Daerah
Pasal 7
1.
Lingkunagn suatu daerah di
tetapkan oleh Dewan Partai menurut kepentingan organisasi.
2.
Buat lingkungan suatu daerah
diadakan Dewan Partai, yang berkewajiban mengkoordinir, meimpin keselamatan
serta kemajuan cabang-cabang dalam lingkungan daerahnya.
3.
Dewan Daerah di susun seperti
Sekretaris Dewan Partai, kecuali Bagian Luar Negeri dan Bagian Keuangan.
4.
Sekretaris Daerah
bertanggungjawab ke dalam dan keluar dalam lingkungan daerahnya.
Cabang
Pasal 8
1.
Cabang didirikan di tiap
kesatuan hidup, asalkan memenuhi syarat-syarat.
2.
Dalam 1 (satu) kesatuan hidup
tidak boleh berdiri lebih dari 1 (satu) cabang.
3.
Cabang di pimpin oleh Dewan
Cabang, yang di susun seperti Sekreatriat Dewan Partai, kecuali Bagian Luar
Negeri dan Bagian Keuangan.
4.
Sekretaris Cabang
bertanggungjawab ke dalam dan keluar dalam lingkungan Cabangnya.
Ranting
Pasal 9
1.
Ranting didirikan di tiap
kesatuan hukum, asalkan memenuhi syarat-syarat.
2.
Pengurus Ranting terdiri dari
seorang Sekretaris Ranting dengan beberapa anggota.
3.
Pengurus Ranting
bertanggungjawab kepada Dewan Cabang.
Penerimaan Anggota
Pasal 10
1.
Tiap orang Indonesia yang
telah berumur 18 tahun keatas, yang menerima azas tujuan, haluan politik
partai, program serta disiplin partai dapat diterima menjadi anggota.
2.
Permintaan menjadi anggota
partai diterima sebagai calon anggota.
3.
seorang calon anggota baru
diterima sebagai anggota sesudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh
partai.
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 11
Hak dan kewajiban
anggota di atur dalam peraturan Keanggotaan.
Pasal 12
Anggota partai tidak
boleh merangkap menjadi anggota partai lain.,
Berhenti sebagai Anggota
Pasal 13
Anggota dan calon
anggota berhenti karena :
1.
Permintaan sendiri dengan
memberi alasan
2.
Dipecat
3.
Meninggal dunia
Hukum
Pasal 14
1.
Hukuman yang dijatuhkan
partai atas pelanggaran disiplin partai dibedakan.
a.
Peringatan
b.
Skorsing
c.
Pemecatan (Royement)
2.
Hukuman a dan b dijatuhkan
oleh Dewan Pengawas, yang disahkan atau dibatalkan oleh Rapat Dewan Partai
Pleno.
3.
Yang Berhak menjatuhkan
hukumnan huruf c dalam abjad 1 adalah rapat Dewan Partai Pleno.
Pembelaan
Pasal 15
Anggota partai yang
dikenakan hukuman pemecatan (royement) berhak membela diri di depan kongres.
Majalah dan atau Harian Partai
Pasal 16
1.
Partai harus mempunyai majalah
dan atau harian partai
2.
Redaksi ditetapkan oleh
politbiro dan bertanggungjawab kepada Dewan Partai
Kongres, Konferensi, Rapat
Pasal 17
1.
Kongres
a.
Kongres diadakan 2 (dua)
tahun sekali
b.
Kongres luar biasa dapat
dilangsungkan :
-
atas putusan Dewan Partai
-
atas permintaan 1/3
(sepertiga) dari jumlah cabang.
2.
Rapat
a.
Rapat Dewan Partai Pleno
diadakan 6 (enam) bulan sekali
b.
Rapat luar biasa Dewan
Partai Pleno dapat diadakan :
-
atas putusan Politbiro
-
atas permintaan ½
(separuh) dari jumlah anggora Dewan Partai.
3.
Konferensi
Konferensi dan
Rapat-rapat lainnya dapat diadakan sewaktu-waktu yang diatur dalam
peraturan-peraturan yang lain.
4.
Putusan
Putusan-putusan
diambil dengan :
a.
Suara terbanyak dari yang
hadir, jika mengenai orang
b.
Suara 2/3 (dua pertiga) dari
yang hadir, jika mengenai persoalan.
Korum dan Hak Suara di Kongres
Pasal 18
1.
Korum untuk kongres adalah
2/3 (dua pertiga) dari jumlah cabang yang sah
2.
Hak suara di kongres ada pada
cabang-cabang dan di tentukan dengan imbangan jumlah anggota dan ranting,
dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) dan sebanyak-banyaknya 5 (lima)
suara.
Perubahan Peraturan Dasar
Pasal 19
Perubahan peraturan
dasar hanya dilakukan oleh kongres dan baru sah jika diambil dengan suara ¾
(tiga perempat) dari suara yang hadir.
Penutup
Pasal 20
Hal-hal yang belum
atau tidak didapat dalam Peraturan Dasar ini diatur dan ditetapkan dalam
peraturan tersendiri oleh Dewan Partai.
(Disahkan oleh Kongres
ke – 1 Tanggal 12 - 17 Februari 1952 di Bandung ).
5. Program Nasional
Politik
1. Hak-hak azasi manusia
seperti tercantum dalam Declaration of Human Rights di jamin.
2. Kerakyatan itu harus
bersifat brat ke bawah, artinya desentralisasi dan otonomi berakhir di kesatuan
yang paling kecil, yaitu desa atau kesatuan hidup lain yang setingkat dengan
itu. Penyelenggarakan kekuasaan adalah demikian rupa, sehingga kesatuan yang
lebih tinggi mengerjakan lapangan-lapangan yang tidak dapat di kerjakan oleh
kesatuan-kesatuan yang lebih rendah, dengan pengertian bahwa
kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban yang tertentu yang menjamin
kedudukan negara, tidak boleh diserahkan kepada kesatuan-kesatuan yang lebih
rendah.
3. Dewan Perwakilan harus
terdiri atas dua dewan, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat serta Dewan Perwakilan
Golongan yang sekedar merupakan penyempurnaan paham kerakyatan yang kurang
tercapai dalam bentuk Dewan Perwakilan Rakyat saja.
4.
Alat-alat kelengkapan negara
terdiri atas :
- Presiden
- Dewan Menteri
- – Dewan Perwakilan Rakyat
-
Dewan Perwakilan Golongan
- Mahkamah Agung
- Dewan Pengawasan Keuangan
- Dewan Perancang Negara
5.
Presiden tidak dapat di
ganggu-gugat dan merupakan lambang bangsa.
6.
Anggota Mahkamah Agung dan
anggota Dewan Pengawas Keuangan harus bebas dari segala pengaruh eksekutif dan
legislatif dan diangkat secara yang di tentukan oleh undang-undang.
7.
Harus diadakan Dewan
Perancang Negara yang terutama mengadakan perencanaan siasat ekonomi negara
untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat yang dicapai dengan usaha-usaha :
- Negara
- Perorangan
- Organisasi rakyat (koperasi)
Ekonomi
1.
Proses ekonomi diatur oleh
negara menurut rencana
2.
Proses ekonomi dipimpin dan
diawasi oleh negara
3.
Negara mendorong dan
membimbing inisiatif masyarakat untuk memperkuat dasar perekonomian rakyat.
4.
Keuangan negara dan susunan
moneter (uang, kredit, dan bank) diatur dan dikemudikan sedemikian rupa, hingga
menjamin serta ikut membantu secara aktif kegiatan-kegiatan ekonomi ke arah
tingkat keseimbangan ekonomi yang memuaskan, satu sama lainnya agar menjamin
tenaga pembeli pada rakyat banyak untuk memperoleh barang-barang pokok keperluan
hidup.
5.
Kekuatan rakyat diatur dan
diorganisi. Koperasi di jadikan dasar kehidupan rakyat.
6.
Mengusahakan perbaikan dan
perluasan produksi, sehingga negeri dan rakyat kita dapat menyelenggarakan
keperluan hidupnya sendiri, sedikit-dikitnya mengenai kebutuhannya sehari-hari
yang terpenting seperti beras, sayuran, lauk-pauk dan pakaian.
7.
Memajukan industrialisasi
untuk mencapai tingkat produksi serta memperluas kesempatan bekerja untuk
daerah-daerah yang berkelebihan penduduknya.
8.
Memajukan transmigrasi yang
harus di selenggarakan dalam hubungan yang langsung dan integral dengan
pembukaan dan pembangunan daerah-daerah baru, yaitu perkembangan dan
perencanaan kemungkinan industri, kehutanan dan kegiatan-kegiatan ekonomi
lainnya.
9.
Pendidikan ekahlian untuk
memprtinggi nilai kecakapan tenaga Indonesia serta memperbesar kecerdasan
rakyat di lapangan ekonomi.
Perburuhan
1.
Mengusahakan, menghilangkan
pengangguran dan eksploitasi dari manusia oleh manusia
2.
Menjamin hak-hak sosial
seeprti :
-
Hak untuk bekerja
-
Hak untuk menerima upah, yang
mencukupi kebutuhan hidup buruh sekeluarga
-
Hak mendapat penghasilan yang
sama untuk pekerjaan yang sama
-
Hak untuk beristirahat
-
Hak untuk memperoleh
perawatan kesehatan jika sakit atau hamil
-
Hak jaminan hidup untuk warga
negara yang tidak mampu bekerja, oleh karena pengangguran, cacat, sakit atau
lanjut umurnya.
-
Hak keluarga untuk memperoleh
bantuan, supaya tidak merosot kehidupan, jikalau mendapat anak.
3.
Mengusahakan perwujudan azas
kerakyatan dalam perusahaan
4.
Penyempurnaan Undang-undang
perburuhan dan jaminan sosial serta peraturan-peraturan lainnya.
Pertanian
1.
Mengusahakan sistem
penghasilan agraria yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.
2.
Menjamin supaya penghasilan
kaum tani mencukupi kebutuhan hidupnya sekeluarga
3.
Pembagian pusat-pusat produksi
agraria, terutama bahan makanan, merata di seluruh Indonesia.
4.
Perbaikan pengairan dan
pembukaan daerah pengairan baru.
5.
Perbaikan pertanian rakyat di
tanah kering.
6.
Perbaikan kedudukan petani
tanaman di dalam proses produksi dan proses ekonomi lainnya.
7.
Pembentukan lumbung-lumbung
desa, perbaikan urusan kredit di desa-desa dan penghapusan beban-beban desa.
8.
a. Memperbanyak kebun-kebun
percontohan, percobaan, bibit dan lain-lain perbaikan dan usaha-usaha di
lapangan tehnis dari pertanian rakyat. Diantaranya : pemberantasan penyakit dan
hama, mempergunakan hasil-hasil pengetahuan modern di lapangan pertanian, alat-alat pertanian
yang praktis dan sesuai dengan sifat dan bentuk pertanian rakyat, pemakaian
pupuk dan lain-lain nya.
b. Mneggiatkan usaha-usaha tambahan (nevenbedrijf)
dari kaum tani : peternakan ayam, itik, ikan, pekarangan, dan lain-lain.
9.
Memperbanyak balai pendidikan
masyarakat desa atau lembaga yang serupa dengan itu
10. Perbaikan perhubungan dan pengangkutan ke dan dari daerah-daerah produksi.
Kepegawaian
1.
Berusaha melenyapkan
birokrasi dengan terbentuknya alat negara yang zakelijk, didasarkan
kepada efesiensi, keperluan dan kemampuan masyarakat sendiri.
2.
Mempertinggi mutu alat
negara.
Pendidikan dan Kebudayaan
1.
Mengusahakan supaya diarahkan
pada kebutuhan masyarakat dengan tidak melepaskan pokok dasar pendidikan.
2.
Mengusahakan supaya
pengajaran lebih parktis, baik yang mengenai sistemnya maupun yang mengenai
metodenya.
3.
Mendemokratisir pengajaran
hingga sekolah terbuka untuk anak-anak dari segala lapisan dan kemampuan
ekonominya tiada lagi menjadi halangan untuk menuntut ilmu dan keahlian.
4.
Kedudukan, nasib dan
kecakapan guru harus mendapat perhatian sepenuhnya.
5.
Mengutamakan pendidikan dan
latihan keahlian, supaya dapat mencukupi keperluan usaha pembangunan di segala
lapangan yang sedang berjalan dan menyesuaikan pelajaran pada
keperluan-keperluan yang terasa nyata.
6.
Perguruan Tinggi harus diberi
keleluasaan untuk berkembang sebaik-baiknya dengan memberikan otonomi padanya,
dengan peraturan-peraturan jangan sampai diabaikan dalam usahanya untuk
mempertinggi mutunya, kebutuhan masyarakat akan tenaga-tenaga ahli.
7.
Pendidikan jasmani lebih di
sempurnakan
8.
Pendidikan masyarakat harus
di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya dengan tujuan
- Menambah keahlian
- Memberi jalan guna menambah pengetahuan atau kecakapan
9.
Menghargai dan membantu
segala pernyataan kehidupan kebudayaan rakyat di dalam bermacam ragamnya dan
turut bergiat mengusahakan kemajuannya serta perkembangannya.
10. Mengusahakan pembacaan dan perpustakaan serta penyelenggaraan keperluan
kebudayaan rakyat yang lainnya, yang merupakan hiburan dengan jalan modern
(radio, film, dsb), sehingga memudahkan kemajuan kehidupan rohaninya
(kebudayaannya)
Pemuda
1.
Memajukan gerakan pemuda yang
sehat rohani dan jasmaninya, sehingga bibit kelanjutan kehidupan bangsa dan
rakyat dapat terus bertambah baik dan dapat memperbaiki jenis manusia, yang
mesti melanjutkan kemajuan sosial untuk kemanusian
2.
Memperhatikan latihan badan
anak-anak dan pemuda dengan memajukan kepanduan, keolahragaan serta memberikan
pimpinan yang sebaik-baiknya untuk latihan badan, kepanduan serta keolahragaan
itu.
Sosial
1.
Melawan kejahatan
perseorangan dan kolektif, etrutama dengan menjamin kehidupan ekonomi, dengan
lain perkataan dengan jalan sosial, ekonomi dan pendidikan.
2.
Menambah kesempatan untukm
pekerjaan bagi kaum wanita supaya memudahkan baginya mencapai emansipasi yang
sebenarnya dengan dasar persamaan sepenuhnya di lapangan politik, ekonomi dan
sosial antara kaum wanita dan laki-laki.
3.
Mengusahakan supaya dapat
tercapai aturan-aturan dan alat-alat untuk menjamin kesehatan dan pendidikan
anak-anak oleh orang tuannya.
4.
Mengusahakan adanya jaminan
untuk anak yatim dan invaliden.
5.
Mengusahakan adanya jaminan
untuk orang-orang yang tua.
6.
Memajukan kesejahteraan
sosial dan jaminan sosial.
Kesehatan dan Makanan Rakyat
1.
Menyelenggarakan kesehatan
rakyat dalam arti kebaikan jasmani, rohani dan sosial yang satu tidak dapat di
pisahkan dari yang lain.
2.
Mengusahakan tercapainya Hygiene
masyarakat dari kota-kota sampai ke desa-desa
3.
Menyelenggarakan
kesejahteraan ibu dan bayi sebelum dan sesudah melahirkan
4.
Mempertinggi derajat makanan
rakyat, sehingga tercapainya standar tenaga yang diperlukan dari rakyat, dengan
jalan mendahulukan produksi di lapangan pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan untuk mencapai tujuan itu.
Perumahan dan Kota
Memperhatikan dan memperbaiki
perumahan rakyat serta pembangunan kota yang sesuai dengan jiwa program ini,
yaitu bersifat sejahtera, supaya tiap-tiap orang dapat hidup dalam keadaan Hygiene,
cukup sekolah, perawatan kesehatan,
tempat penitipan bayi, tempat kesempatan berbelanja sehari-hari, perpustakaan
dan temapt hiburan untuk kebudayaan serta tempat-tempat berolah-raga, serta
pula memperhatikan ke-elokan dan ke-indahan.
Perumahan Rakyat di Desa
Memperhatikan dan memperbaiki
perumahan rakyat di desa-desa supaya tiap orang dapat hidup dalam keadaan Hygiene
dan sejahtera, dengan mendahulukan daerah-daerah yang menjadi korban akibat
perjuangan kemerdekaan dan kekejaman.
Internasional
1.
Memajukan kerjasama
internasional sehingga tiada mungkin lagi terjadi peperangan dan segala
perselisihan dapat di selesaikan dengan jalan bertukar pikiran dan damai
ataupun dengan arbitrase internasional.
2.
Memperkuat kedudukan dan
kuasa organisasi-organisasi dalam usaha yang disebut diatas, seperti UNO dengan
cabang-cabangnya dan organisasi-organisasi internasional lainnnya.
3.
Mengusahakan kerjasama yang
rapat antara negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaannya di Asia atas dasar
:
a.
Mencegah terganggunya
perdamaian di dunia dengan menghebatnya pertentangan antara dua golongan
kekuasaan Soviet dan Amerika serikat.
b.
Untuk kepentingan-kepenringan
yang sama dan atau bersama di lapangan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
6. Susunan Dewan Partai
Susunan Sekretariat Dewan Partai
I.
Sekretaris Jenderal : L.
M. Sitorus
Wakil Sekretaris Jenderal : Djohan
Sjahroezah
II.
Bagian Umum : Subadio Sastrosatomo
Seksi Tata Usaha : Koeswari
Seksi Arsip & Dokumen : L.
M. Sitorus
III.
Bagian Organisasi : Subadio Sastrosatomo
Seksi kepartaian : L. M. Sitorus
Seksi
Buruh : Rivai S. Atmadja
Mr.
A.Z. Abidin
Seksi
Tani : Moch. Tauchid
Sumartojo
Seksi
Pemuda : Imanm Slamet
IV.
Bagian Keuangan : Oh Bian Hong
Hamdani
V.
Bagian Pendidikan, : Djohan Sjahroezah
Penerangan & Penerbitan
Seksi Penerangan : Djoeir Mohamad
Seksi Pendidikan : I. Jahja
Seksi Penerbitan : Mr. Tandiono Manu
VI.
Bagian Luar Negeri : Dr.
Sudarsono
Anggota dewan Partai
1.
Sutan Sjahrir
2.
L. M. Sitorus
3.
Djohan Sjahroezah
4.
Subadio Sastrosatomo
5.
Sumartojo
6.
Dr. Sumitro Djojohadikusumo
7.
T. A. Murad
8.
Mr. Tandiano Manu
9.
Moh. Tauchid
10. Djoeir Mohamad
11. Wijono
12. Sastra
13. Hamdani
14. Oh Bian Hong
15. Mr. A. Z. Abidin
16. M. L. Tobing
17. Rivai s. Atmadja
18. Dimjati
19. Sukatja
20. Sjamsul Arifin
21. Mr. Makmoen Soemadipradja
22. Nurullah
23. Sugondo Djojopuspito
24. Sugra
25. Kartamuhari
26. Subadio
27. Tamimi Usman
28. Anwar Isnudikarta
29. Sunarno Sisworahardjo
30. Moch. Roehan
31. Leon Salim
32. Ibrahim Jahja
33. Baharmus
34. Sudjono
35. dr. Athos Auserie
36. Riekerk
37. Suwarni Pringgodigdo
38. Basri
39. Sukemi
40. Rusni
41. Sukanda
42. Dr. Tadjuluddin
43. A. S. Sumadi
44. Hassan Sjaffei
45. Kusnaeni
Politbiro
1.
Sutan Sjahrir
2.
Djohan Sjahroezah
3.
Subadio Sastrosatomo
4.
L. M. Sitorus
5.
Sugondo Djojopuspito
6.
T. A Murad
Yang duduk di dalam DPR RI
Ketua Fraksi : 1. Subadio Sastrosatomo
Wakil Ketua : 2.
Mr. Hamid Algadrie
Penulis : 3. Mr. Lukman Wiriadinata
Anggota : 4. Mr. Andi Zainal Abidin
5. Basri
6. Nj.
Sunarjati Sukemi
7. Ir. Tan Boen Aan
8. Mohd.
Nuh
9. Djoeir Mohamad
10. Sumartojo
11. Mr. Tan Po Goan
12. Nj. Suwarni Pringgodigdo
13. Drs. J. B. A. F. Mayor Polak
14. Djohan Sjahroezah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar